Aktivis Wahana Visi Praktik Kuliner di
TCI
TRISTAR Culinary Institute (TCI) kembali dipercaya oleh
Wahana Visi Indonesia Perwakilan Jatim di Perumahan Margorejo Indah Surabaya
untuk melatih sejumlah stafnya dalam paket pelatihan membuat yoghurt, minuman
dalam kemasan (MDK) dan membuat cup cake.
Pelatihan
kuliner yang dihelat dua hari pada Kamis (1/5) dan Senin (4/5) di dapur uji TCI
Jl Raya Jemursari 234 Surabaya tersebut diikuti tiga orang karyawan dari Wahana
Visi Indonesia (WVI). Mereka dipandu instruktur senior dari TCI yakni Nursanti
dengan dibantu asistennya Ir Indah Fitriana.
Aktivis
lembaga swadaya masyarakat (LSM) ini kali pertama diajarkan bagaimana cara
membuat yoghurt yang nantinya bisa dikomersialkan untuk usaha rumahan yakni
starter yoghurt (bibit), spoonable, yoghurt buah, dan es krim yoghurt.
Selain
diberi tips membuat yoghurt yang enak, karyawan Wahana Visi Indonesia itu juga
mengikuti pelatihan membuat minuman dalam kemasan (MDK) yang bisa disimpan lama
(tahan sampai enam bulan).
Caranya, bahan utama membuat MDK itu ditambahkan
Na-Benzoat (bahan pengawet untuk makanan dan minuman dalam kadar tertentu)
serta diberi berbagai rasa buah seperti rasa jeruk, jelly drink (leci), apel dan
rasa teh. Dengan memperbanyak varian rasa maka MDK tersebut diyakini akan semakin
disuka konsumen.
”Tidak
hanya diajarkan bagaimana membuat yoghurt dan minuman dalam kemasan yang
higienis dan enak rasanya, tiga aktivis dari Wahana Visi Indonesia ini juga kami
bekali dengan pelatihan cara bikin cup cake yang cantik dan menarik,” terang Santi, sapaan karib Nursanti,
instruktur senior dri TCI di sela kesibukannya memberi pelatihan di kantornya,
kemarin.
Kepada matoasbynews.blogspot.com, Suci Handayani dari
Wahana Visi Indonesia mengungkapkan, ”Pelatihan kuliner ini untuk bekal kami ke
depan, setelah masa bakti kami di Wahana Visi Indonesia selama 15 tahun –gabung
sejak 2000 silam— selesai tahun ini, Sebelumnya sejumlah rekan kami juga telah
mengikuti pembekalan berupa pelatihan membuat aneka bakso.”
Dengan
adanya pembekalan ini, pihaknya ingin
punya usaha sendiri sekalipun awalnya masih sebatas usaha kecil-kecilan di
rumah. Tujuannya agar ia dan keluarganya di rumah tetap bisa mandiri secara sosial
dan ekonomi.
”Pasalnya,
semangat untuk mengelola usaha skala mikro kecil hingga menengah (UMKM) tetap
kami tumbuhkembangkan karena ini telah kami praktikkan ketika melakukan
pendampingan warga kurang mampu di 8-9 kelurahan dari 3-4 kecamatan di wilayah
Surabaya dan sekitarnya,” ujar Suci Handayani.
Selama
15 tahun bergabung dengan Wahana Visi Indonesia, pihaknya bersama para aktivis
lainnya proaktif menangani isu-isu sosial seperti masalah kesehatan dan
nutrisi, sponsorship serta ekonomi (entrepreneur anak) yang banyak dihadapi
warga di tingkat kelurahan.
”Karena
itulah melalui pelatihan seperti ini, saya dan peserta pelatihan yang lain juga
ingin meningkatkan kapasitasnya masing-masing sebelum kami memutuskan buka
usaha sendiri, setelah tak lagi di
Wahana Visi,” pungkasnya. (ahn)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar